Tuesday, October 6, 2020

STILLBIRTH STORY: Teruntuk Papi, dan El Anakku



Setelah bertahun-tahun gak nulis disini, bingung juga mau mulai darimana dan pake kata kata intro yang kayak gimana. Hehe Oiya, apa kabar kalian? Masih ada gak sih yang baca blog ini? Udah terbengkalai aja nih sampek banyak sarang laba laba. Huehue Semoga disaat kalian baca ini, selalu dalam keadaan sehat, bahagia dan sejahtera ya. ❤️

April 2 tahun lalu, aku menikah! Yeiiyy. Setelah pacaran hampir 8 tahun hahaha udah macam KPR aja kan? 

Dibulan menikah awal-awal, kami bahagia banget. Ke Bali, nonton konser Soundrenaline, ke Malaysia. Seruu!



Bagiku, pernikahan itu sakral. Dan, punya keluarga adalah impianku. Kami gak pernah menunda hamil. Pengen langsung punya anak juga awalnya. Tapi ternyata gak segampang dibilang orang-orang ya. 

Hamil itu susah, pernah sampai pada titik bener2 nyerah. Lalu mulai dari sempat marah sampai lelah. At the end, yaudah deh. Gausah banyak mikirin itu, menyibukan diri aja biar "istirahat" 

Disaat kami secara tidak sadar udah cukup istirahat, dan pasrah sama pemberian yang diatas 

Tgl 27 Maret 2020 AKU HAMIL!

Rasanya, pengen semua orang yang aku temui aku peluk dan meluapkan kegembiraanku. Akhirnya, setelah 2 tahun, kehadirannya adalah kado terindah pernikahan kedua kami. :') 

Memang agak berat, hamil disaat pandemi. Yang gak ada orang bisa mengira, pandemi akan datang. Tapi, janin diperutku sehat. Morning sickness gak terlalu aku rasain diminggu minggu awal. Justru setelah 8minggu usia kandungan, baru deh dateng. Sangat kuhindari untuk mengeluh, karna Alhamdulillah masih bisa ngrasain.

Setiap bulan aku selalu rutin cek kandungan, hasilnya baik. Tak henti hentinya kami mengucap syukur. 

JUNI 2020

Aku merasakan tendangan pertama anakku! OMG rasanya.... indah banget. Ada manusia lain diperutku yang harus aku jaga sebaik mungkin. 

Perut makin gede, berbulu dan muncul garis melintang. Hahaha ooo gini ya rasanya hamil. MasyaAllah

Waktu itu sempat juga periksa ke puskesmas, yang katanya buat pendataan gitu dari kampungku. Okelah, itung2 periksa gratis. Dan hasilnya tes labku ada leukosit +2 bisa jd itu infeksi saluran kencing kata dokter, tapi pikirku waktu karna aku kurang minum banyak aja sih. Dan jujur, obat dari puskesmas enggak aku minum even antibiotiknya. :')


JULI 2020

IT'S A BOY!

Alhamdulillahh, jenis kelamin udah kelihatan. Sehat, dan lincah. BB dan panjangnya juga normal. 

Sampai pd 1 minggu setelah kontrol bulanan usia kandunganku menginjak 5 bulan. Aku merasakan lebih sering kram perut. Denger2 dan hasil browsing, kram perut itu karna janin makin besar dan mendesak jadinya kram. Baiklah. Jd lumayan lega lah ya. 


8 JULI 2020

Dari awal hamil, aku sempet flek, dan sempet juga keputihan. Dokter udah ngresepin obat juga. Setelah obat habis, sembuh. Lalu 8 Juli malam, aku merasakan keputihan banyak banget, putih kekuningan, kadang juga seperti lendir bening putih telur. Sama sekali gak kepikiran macem2 sampai pada akhirnya, aku merasakan air mengalir diantara kakiku. Aku sangat paham bahwa itu adalah ketuban.


8 JULI 2020 dini hari

Kami memutuskan untuk ke UGD di RS yg paling dekat dengan rumah. Perasaan udah kalut banget, mikirnya bener2 udah gak bisa jernih. Ketuban bocor, sedangkan anakku didalem susah nafas. Karna ketuban sarana hidup dia didalem. Bayangin gak perasaanku saat itu? Luar biasa sedih. 


Setelah diperiksa, memang positif itu ketuban. Dokter memutuskan aku harus bedrest sebisa mungkin, walaupun kemungkinan kecil untuk selamat. Aku masih sesekali ngrasain dia gerak, dalam hati aku bilang "Nak, kamu sakit ya? Kalo sakit boleh keluar nak, gapapa Mami iklas" 


9 JULI 2020

Ketubanku pecah, bener bener kering saat di USG. Tapi, anakku masih bisa gerak sesekali. "MasyaAllah nak, kamu boleh istirahat, mami udah iklas kamu pergi, jangan bandel ya" aku nangis, kenceng banget! Aku gak peduli disamping ruanganku sedang berbahagia berhasil melahirkan. Aku gak peduli. 

Tapi, malam itu, anakku sama sekali udah gak gerak, dan dokter bilang. Denyut jantungnya udah gak ditemukan. 


10 JULI 2020

At the end, aku harus melahirkan demi menyelamatkan nyawaku sendiri. Bahkan disaat yang bersamaan, aku lebih memilih yang mati demi anakku bisa hidup. Ternyata gini ya, rasanya punya anak memang kita jadi rela melakukan hal, bahkan mati sekalipun.

Pagi hari aku disuntik pacu supaya bukaannya meningkat, paling tidak bukaan 8 untuk bisa melahirkan. Gak perlu sampai sempurna karna anakku masih kecil. 


10 JULI pukul 11.00 WIB

Aku melahirkan suamiku selalu nemenin disampingku kugenggam erat tangannya sampai merah. Anakku sempurna, beratnya pun tergolong besar 500gr lebih untuk seusianya mukanya mirip papinya, mami gak disisain apa apa deh kayaknya 😊. 

Sesaat setelah lahiran, salah satu orang yg pengen pertama kali aku peluk adalah ibuku, betapa nikmatnya melahirkan. Ternyata gini ya rasanya. Beberapa hari setelah melahirkan, asiku pun keluar rasanya makin sedih karna ternyata "im okay ya ternyata" andaikan anakku disampingku, kamu pasti gak akan kelaparan nak. 

Nama anakku, NAWASENA ELANG GANTARI. Artinya, anak cerdas yang tangkas yang selalu menyinari sekitarnya. 🌟

Untuk anakku, terima kasih ya. Kamu telah mengajarkan banyak hal, dan setidaknya mami merasakan hamil dan melahirkan walaupun sebentar. Kamu memang masih kecil, tapi hadirmu berdampak besar. Seandainya obat dari puskesmas mami minum, apa kamu selamat ya nak? Seketika mami mikirnya mami bukan ibu yang baik. Maafkan kami ya nak. 

Walaupun kamu gak ada didunia, kamu selamanya ada dihati kami. Dan kamu tetap jadi kakak kelak dan anak pertama kami. Tunggu kami disurga ya nak. 


Untuk papi, kamu adalah orang paling kuat yang mami dan El tau. Kamu berusaha kuat dan tegar didepanku, walaupun sebenernya diam diam nangis dikamar mandi sesaat setelah El lahir. Terima kasih ya, selama ini. Kamu adalah satu satunya pilihan untuk jd teman hidupku, dan ternyata memang kamu yang terbaik! Aku bersyukur kamu selalu ada disampingku, menemaniku, dan bareng2 mendoakan anak kita. Terima kasih ya untuk kalian. Papi dan El, I LOVE U FOREVER.

Sebisa mungkin untuk saat ini, kami hanya bisa ikhtiar dan tak henti berdoa. Segalanya yang baik pasti sudah dipersiapkan sama yang diatas. Percaya sama Allah, dan takdirnya. Sangat bersyukur bahkan disaat mengalami titik terendah skalipun, orang orang disekitarku selalu nemenin. Terima kasih semuanya. 💖

Semoga kalian yang baca ini, harus selalu lebih waspada ya. gak boleh ngremehin keluhan kehamilan sedikitpun. Nanti aku update lagi ya, untuk bulan bulan ini sih blm boleh program hamil dulu sama dokter. Biar rahimnya istirahat dlu katanya, dan btw, Dokter bilang kemungkinan aku punya inkompetensi serviks, dimana serviks udah buka sebelum waktunya, karna berat badan bayi yang makin besar. Kehamilan selanjutnya, mngkin aku bakal diikat rahimnya. doain aja ya temen-temen. Semoga aku, kamu kita sehat selalu. 😊



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Protected by Copyscape Web Plagiarism Detection